Mencuri Raden Saleh menjadi film genre heist Indonesia yang menuaskan meskipun banyak kekurangan dalam hal penempatan karakter. (Poster: Visinema Pictures) |
Setelah sekian lama, Indonesia akhirnya kembali memiliki film bergenre action heist drama berjudul Mencuri Raden Saleh. Sebelumnya, ada film genre heist pertama berjudul The Professionals.
Saya menilai character development dan emosinya sudah oke dengan twist yang bolehlah meskipun agak "loh kok?!". Tapi saya suka penempatan scene present dan flashback yang dicampur aduk kayak gini, memberikan kesegaran dalam menonton untuk merasakan twist-nya.
Ada satu adegan komedi di pertengahan film yang pecah banget dan sukses bikin saya dan penonton di bioskop saya ngakak dan tepuk tangan meskipun bisa dibilang plotnya cenderung konyol namun tetap menyegarkan.
Tapi sayangnya di sisi lain, setelah adegan itu saya menganggap plot selanjutnya malah jadi kosong meskipun action dan adegan krisisnya sudah oke dengan bad dan happy twist ending yang bikin penonton lega.
Satu hal yang membuat saya kurang nyaman selama menonton film ini, saya selalu bermasalah dengan artikulasi Iqbaal Ramadhan di setiap film-film dia. Termasuk di beberapa adegan emosionalnya bersama Angga Yunanda.
Lalu saya melihat peran Ari Irham yang disebut para sineas sebagai kakinya geng ini malah kurang menonjol dan justru menjadi penyebab krisis. Perannya sebagai driver malah kerap dicolong Iqbaal. Karakter Iqbaal pun kurang terlihat aura leader-nya dan kerap dicolong Angga Yunanda.
Begitu juga untuk pemicu adegan laga krisis yang dimainkan Aghniny Haque, saya merasa kurang sreg meskipun watak karakternya sudah oke.
Kejanggalan juga saya rasakan dengan nasib karakter yang diperankan Umay Shahab, yang seharusnya ikut menjadi penyebab krisis malah dibuat aman.
Selain itu, karakter yang dimainkan Angga Yunanda juga kurang digali meskipun aktingnya ditampilkan dengan sangat emosional.
Justru yang membuat saya terpikat adalah karakter milik Rachel Amanda, yang menurut saya sama sekali tak memiliki cacat dan selalu ditempatkan dengan pas.
Sebagai penikmat film yang kritis, saya memilih untuk memberi skor Mencuri Raden Saleh dengan angka 6.5 dari 10, yang menurut saya sudah pas. Dikasih 7 pun sudah terlalu wow buat saya.
Di tengah langkanya film action heist di Indonesia, bolehlah Mencuri Raden Saleh menjadi motivasi baru agar para sineas Indonesia terpicu untuk membuat alur cerita dan skenario yang lebih cerdas lagi dalam genre apapun tanpa harus dibayang-bayangi Hollywood.
Oh iya, satu lagi yang bikin saya bangga Indonesia punya film ini adalah endingnya yang bikin para penonton di bioskop saya tepuk tangan. Salut buat sang sutradara, mas Angga Dwimas Sasongko!