Image are property of Shueisha and Toei Animation. Characters are created by Eiichiro Oda |
Dalam hal menikmati manga atau komik Jepang, dulu saya berniat konsisten hanya mengikuti One Piece dan Vagabond. Naruto, Bleach, Fairy Tail, dsb saya lewatin. Tapi sejak Vagabond hiatus lama banget, ditambah ingin mencari variasi bacaan manga selain One Piece tapi manga-manga lain tersebut sudah kelewatan banyak chapter, saya pun iseng baca beberapa manga yang baru terbit seperti Vinland Saga dan Silver Spoon yang dapat penghargaan Kodansha / Shogakukan.
Dulu suka banget sama Masked Rider Spirits, Evangelion, Fullmetal Alchemist, Gash Bell dan tentu saja 20th Century Boys. Seiring berjalannya waktu, saya sempat melewatkan beberapa saga One Piece, terutama sejak Caesar dan Dressrosa.
Semakin bertambahnya waktu lagi, saya mulai menambah asupan lain seperti anime-anime, manga-manga dan film-film peraih penghargaan. Ditambah, ada juga Marvel Cinematic Universe yang out of box banget. Perkembangan lingkungan dan isu-isu nasional serta internasional juga menambah bobot pola pikir saya.
Lalu belakangan, saya membaca kembali One Piece di saga Big Mom. Entah karena saya kebanyakan nonton film atau baca manga yang bobotnya berat, saya merasa chapter-chapter terbaru One Piece terkesan sangat ringan. Sensasi manly tears moment dan friendly foe moment sudah nggak terasa geregetnya.
Konspirasi yang disajikan dalam cerita ini pun semakin datar dan terlalu mudah diterka. Kalaupun tak terduga, tak ada satupun yang bisa bikin saya merinding seperti dahulu kala. Dan ya, menurut saya itu adalah indikator menurunnya kualitas cerita One Piece.